344 total views, 1 views today
“Berdasarkan RPJMD (masih proses), kita berharap stunting ini bisa turun sampai 12 persen,” ucap H Fani.
TANJUNG, Mercubenua.net – Prevalensi stunting di Kabupaten Tabalong menurut data dari hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2023 adalah 18,1%.
Berdasarkan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabalong menargetkan penurunan kasus stunting hingga 12%.
Hal tersebut diungkapkan Bupati Tabalong HM Noor Rifani (H Fani) dihadapan Ketua dan Pengurus Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Masyarakat (TP PKK) setempat, beberapa waktu lalu di Aula Usman Dundrung, Pendopo Bersinar.
“Berdasarkan RPJMD (masih proses), kita berharap stunting ini bisa turun sampai 12 persen,” ucap H Fani.
Dalam menangani stunting itu, H Fani menilai PKK memiliki peran penting dalam menggerakan keluarga sejahtera di desa.
Salah satunya melalui pembinaan di Posyandu dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat mendorong terjadinya penurunan stunting.
Sebelumnya, H Fani juga meminta TP PKK Tabalong bisa bersinergi atau bekerjasama dengan pemerintah maupun swasta dalam menjalankan program-program membangun Kabupaten Tabalong.
“Saya yakin PKK akan solid, mampu menghadapi tantangan dan berdaya guna untuk membangun masyarakat yang sejahtera,” pungkas H Fani.
Sebagai tambahan, berdasarkan RPJMD (masih proses), dalam rancangan teknokratik (Rantek) target tahun 2029 prevalensi stunting turun hingga 12,75%, sementara untuk 2025 targetnya adalah 16%.
Kemudian untuk tahun 2025, rencana aksi penanganan stunting di Tabalong masih menunggu arahan dari pemerintah pusat dan provinsi.
Tabalong sendiri memang dianggap salah satu yang terbaik dalam upaya penurunan stunting melalui inovasi-inovasi yang melibatkan masyarakat dan pihak perusahaan. (mer/din)