264 total views, 43 views today
“Ini (ZIS) setiap bulan kita kumpulkan, kita belikan ke beras petani dengan harga pasar, kemudian berasnya kita bagikan untuk kaum duafa dan miskin yang ada di Tabalong,” tandasnya.
TANJUNG, Mercubenua.net – Upaya percepatan penyerapan anggaran merupakan salah satu langkah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabalong untuk mengendalikan Inflasi daerah.
“Terkait inflasi, setelah dilakukan penelitian, daya beli masyarakat memang masih rendah. Salah satu kebijakan strategis yang diakukan adalah bagaimana percepatan penyerapan anggaran APBD,” ucap Bupati Tabalong Ir HM Noor Rifani (H Fani) dalam kesempatan membuka membuka High Level Meeting TPID, TP2DD, TPAKD Tabalong di Hotel Aston Tanjung, Kamis (11/9/2025).
Menurut H Fani akselerasi penyerapan anggaran dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tabalong secara cepat.
Selain hal tersebut, H Fani mengungkapkan pihaknya juga melakukan intervensi lainnya untuk mengendalikan inflasi daerah.
Diantaranya yang sudah dilakukan adalah melakukan inventarisir terhadap saluran-saluran air yang perlu dilakukan rehabilitasi dalam rangka meningkatkan hasil produksi pertanian.
“Kita sudah melakukan inventarisir, kita membeli eskavator ampibi untuk mendukung petani”, kata H Fani.
“Kami berharap petani yang sebelumnya tidak bisa panen (karena lahan) bisa melakukannya minimal satu kali, kemudian yang satu kali dapat dua kali,” tambahnya.
Dengan intervensi tersebut, H Fani, meyakini kalau ini dilakukan masalah terhadap beras di Kabupaten Tabalong tidak perlu dikhawatirkan.
Pasalnya sudah mendapat dukungan langsung dari pemerintah daerah, sehingga harga dipasaran bisa stabil.
Disamping program APBN, intervensi menekan inflasi di Tabalong juga ada program Rasda (beras daerah) dan program Belatani (beli beras petani).
Program Belatani anggarannya bukan APBD, tetapi dari dana ZIS (Zakat, Infaq, Sedekah) dan sumbangan non muslim.
Semua warga yang membutuhkan dan berada diluar bantuan rasda ataupun APBN akan dibantu beras melalui program ini. Program Belatani ini potensinya luar biasa dan berkontribusi dalam pengendalian inflasi.
“Ini (ZIS) setiap bulan kita kumpulkan, kita belikan ke beras petani dengan harga pasar, kemudian berasnya kita bagikan untuk kaum duafa dan miskin yang ada di Tabalong,” tandasnya.
Terkait komoditi lainnya yang juga menyumbangkan inflasi, yakni bawang merah, Pemkab Tabalong juga telah melakukan intervensi untuk menekan harga.
Selain melakukan kerja sama dengan daerah penghasil bawang merah, pihaknya juga melakukan pengembangan terhadap budidaya bawang merah di dataran rendah.
“Kita ada panen bawang di daerah dataran rendah dari bibit biji bukan lagi dari tunas, ubinannya (panen) 1 hektar bisa mencapai 10 sampai 11 ton,” ungkap H Fani.
Dalam kesempatan tersebut, H Fani juga menjelaskan salah satu program prioritas Tabalong SMaRT (Sejahtera, Maju, Religius, Terdepan) yaitu 1 Desa 1 Wifi Gratis untuk mendukung program digitalisasi dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi dan menurunkan kemiskinan.
“Terkait digitalisasi, ada program satu desa satu wifi gratis, kami ingin memastikan bahwa di Tabalong ini seluruhnya terconnect internet,” jelasnya.
Wifi gratis yang terpasang di setiap desa pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) SMaRT akan dilengkapi dengan fasilitas penunjang lainnya.
“Di sana (RTH SMaRT) ada UMKM, tempat bermain anak, hingga E-Library. UMKMnya kita latih melalui program mencetak 15.000 tenaga terampil, sehingga terjadi perputaran ekonomi di masyarakat desa bukan saja offline tetapi juga secara online,” tandas H Fani.
H Fani menambahkan upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menurunkan kemiskinan di Tabalong, pihaknya juga akan melakukan intervensi melalui program hilirisasi. (mer/din)