
“Kabupaten Tabalong seperti kita ketahui sudah memiliki fasilitas, operasional, anggaran, dan SDM pengelolaan sampah yang berjalan baik hingga ke tingkat rumah tangga,” ujarnya.
JAKARTA, Mercubenua.net – Wakil Bupati Tabalong, Habib Muhammad Taufani Alkaf, menghadiri kegiatan Penyampaian Arahan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK)/Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) terkait perubahan kriteria penilaian program Adipura di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin kemaren.
Berdasarkan penyampaian Menteri LHK/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq, Wakil Bupati Tabalong Habib Muhammad Taufani Alkaf menjelaskan bahwa program Adipura kini mengalami transformasi signifikan, bukan sekadar simbol kota bersih.
Adipura kini menjadi indikator strategis dalam tata kelola persampahan yang modern, adil, dan berkelanjutan.
“Penilaian tidak lagi sekadar menilai estetika kota, melainkan mengacu pada tiga dimensi mendasar, yakni sistem pengelolaan sampah dan kebersihan (50%), kebijakan serta anggaran daerah (20%), serta kesiapan SDM dan infrastruktur pendukung (30%),” ujar Wabup Taufani mengutip pernyataan Menteri Hanif.
Lebih lanjut, perubahan kriteria ini juga memengaruhi sistem penghargaan Adipura. Pemerintah pusat menetapkan empat kategori, yakni, Adipura Kencana bagi daerah dengan kinerja pengelolaan sampah terbaik, Adipura untuk capaian tinggi, Sertifikat Adipura untuk pemenuhan kriteria dasar, serta Predikat Kota Kotor bagi daerah dengan pengelolaan sampah terburuk.
Predikat terakhir ini menjadi peringatan serius, khususnya bagi kabupaten/kota yang masih menggunakan TPS liar dan sistem open dumping di TPA.
Dalam arahannya, Menteri Hanif mengungkapkan bahwa pihaknya pesimis ada daerah yang mampu meraih Adipura Kencana pada penilaian tahun 2025. Pasalnya, nilai rata-rata nasional saat ini masih di bawah 60, sementara ambang batas Adipura Kencana ditetapkan minimal 75 poin. Kategori tertinggi ini hanya diberikan kepada daerah yang sudah memiliki TPA berjenis sanitary landfill dengan sistem residu.
Habib Taufan menyampaikan optimismenya bahwa Kabupaten Tabalong mampu memenuhi standar penilaian terbaru.
Ia menyebut, Tabalong selama ini dikenal sebagai daerah yang konsisten meraih penghargaan Adipura setiap tahunnya dan masih menggadang akan raihan tertinggi Adipura Kencana.
“Kabupaten Tabalong seperti kita ketahui sudah memiliki fasilitas, operasional, anggaran, dan SDM pengelolaan sampah yang berjalan baik hingga ke tingkat rumah tangga,” ujarnya.
Kegiatan yang berlangsung di Jakarta ini diharapkan menjadi momentum penting bagi pemerintah daerah untuk melakukan pembenahan dan percepatan transformasi sistem persampahan, menyusul diberlakukannya skema penilaian baru. (mer/din)