Bagian dua: ​Perlawanan Penghulu Rasyid Mengusir Penjajah

SEJARAH PERJUANGAN – Hadiah Seribu Gulden dijanjikan untuk siapa saja yang berhasil memotong kepalanya. Perjuangannya di Banua diantaranya di Sungai Hanyar, Banua Lawas hingga ke Dusun Timur berhasil mengacaukan pertahanan para penjajah Belanda. Perjuangannya melawan penjajah Belanda harus berakhir setelah dirinya wafat dalam sujud terakhirnya pada Sholat Ashar. Adalah dia Penghulu Rasyid sang Pejuang.

Gambar: Foto Penghulu Rasyid di dalam Kubah Makam di samping Mesjid Pusaka di Kecamatan Benua Lawas.

TANJUNG, Mercubenua.net – Dalam pertempuran lainnya, perjuangan pasukan Penghulu Rasyid dalam bertempur melawan penjajah Belanda pada tahun 1865 di Kampung Habau berhasil menembak mati Lethnan Cateau Van Rosevelt.

Pasukan Penghulu Rasyid berhasil membuat pasukan Belanda kewalahan dan terhimpit serta membuat pasukan penjajah meminta bantuan pasukan Temunggung Jilan atau pemimpin pasukan bergelar Temunggung Jayakanti dari Tamiyang Layang yang memihak kepada Belanda untuk menghadapi Penghulu Rasyid.

Meski demikian, Penghulu Rasyid tetap sulit untuk dijebak dan dikalahkan. Perjuangannya di Sungai Hanyar, Banua Lawas hingga ke Dusun Timur berhasil mengacaukan pertahanan Belanda, meski sudah dibantu Temenggung Jilan.

Belanda menjanjikan hadiah 1000 Gulden bagi siapa saja yang berhasil membunuh dan memenggal kepala Penghulu Rasyid.

Menjelang wafat, Penghulu Rasyid bersama pasukan pejuang sedang disiagakan di sekitar Mesjid Pusaka Banua Lawas dan diserang serdadu Belanda dari berbagai arah.

Kekuatan yang tidak seimbang memaksa pasukan Penghulu Rasyid yang didampingi oleh sepupu beliau, Umpak untuk sementara mundur.

Persembunyian Penghulu Rasyid diketahui antek Belanda yang tidak lain adalah Busan kawan seperguruan Penghulu Rasyid yang diangkat Belanda sebagai Pembakal.

Pembakal Busan membujuk Penghulu Rasyid yang sudah dianggap sebagai sahabatnya supaya menyerah saja dalam melawan Belanda. Sebab, menurutnya tidak mungkin untuk menang.

Namun Penghulu Rasyid tetap dengan pendiriannya berjuang melawan penjajah di banua. Penghulu Rasyid bahkan mengingatkan pesan guru- gurunya kepada Pembakal Busan lalu kemudian melakukan Sholat Ashar.

Perjuangan Penghulu Rasyid bertempur melawan penjajah Belanda akhirnya usai setelah ia wafat.

Penghulu Rasyid wafat dalam sujud terakhirnya pada Shalat Ashar saat beristirahat di bawah Pohon Berunai di sebelah Timur dari Jihad Mesjid Pusaka Banua Lawas yang sedang terluka parah akibat pertempuran.

Gambar: Makam Penghulu Rasyid, Salah satu Cagar Budaya Kabupaten Tabalong.

Ketika itu, Pemabakal Busan menunggu Penghulu Rasyid Sholat Ashar. Namun Sholat Ashar Penghulu Rasyid tidak kunjung selesai dan Pembakal Busan baru mengetahui bahwa Penghulu Rasyid sudah wafat pada sujud terakhirnya.

Pembakal Busan kemudia ragu terhadap langkah selanjutnya yang akan diambil. Teringat 1000 Gulden hadiah yang dijanjikan Belanda, tanpa berpikir panjang Pambakal Busan menebas leher Penghulu Rasyid yang sudah dalam keadaan meninggal. Untuk ditunjukkan kepada pihak Belanda.

Kabarnya, hadiah 1000 Gulden yang dijanjikan Belanda hanya setengahnya saja yang diserahkan kepada Pembakal Busan yang membawakan Kepala Penghulu Rasyid. Setengahnya lagi dibagi kepada serdadu Belanda.

Versi lain mengatakan, perjuangan Penghulu Rasyid harus berakhir setelah ia dikhianati kawan seperjuangannya. Adalah Teja Kusuma yang sudah tergiur dengan hadiah yang dijanjikan oleh Belanda.

Penghulu Rasyid yang sudah wafat waktu Sholat Ashar pada sujud terakhirnya, dipenggal oleh Teja Kusuma kemudian diserahkan kepada pihak Belanda sebagai bukti bahwa Penghulu Rasyid sudah gugur.

Penghulu Rasyid bersama pasukan pejuang berjuang, melawan dan mengusir penjajah Belanda di Bumi Tabalong selama kurang lebih 6 tahun (1859-1865 Masehi).

Pertempuran terakhir di Banua Lawas terjadi pada tanggal 15 Desember 1895. Belanda mengepung Pasar Arba dengan menggunakan Kapal Van Os dan Bone melalui Sungai Hanyar. Belanda berhasil mengalahkan kubu pertahanan pasukan pejuang dan gugur sebagai syuhada.

Jasad Penghulu Rasyid tanpa kepala dimakamkan pada sore Jum’at (setelah Shalat Ashar) di samping Mesjid Pusaka Banua Lawas pada tahun 1865 dalam usia 50 tahun.

Sekarang makam Penghulu Rasyid masih terpelihara dengan baik. Nisannya berbentuk dengan mirip kuncup bunga (ukuran kecil) terbuat dari batu dengan peninggian sedikit dari batu bata dan plester dan berpagar sederhana.

Makam Penghulu Rasyid berada di Pasar Arba tepatnya pada Ibukota Kecamatan Banua Lawas disamping Masjid Pusaka. Jarak yang ditempuh dari Ibukota Kabupaten Tabalong, Kota Tanjung sekitar 30 KM. Makam Penghulu Rasyid adalah salah satu situs cagar budaya yang dipelihara oleh Pemkab Tabalong. (***/Berbagai Sumber)