Lapas Amuntai Bergerak Cepat Tangani WBP Terindikasi TBC

(Gambar: Humas Lapas Kelas IIB Amuntai)

“Menjaga kesehatan warga binaan merupakan fokus utama kami, Jadi secara berkala ada tim medis yang melakukan pemeriksaan” tegas Kalapas Amuntai, Jupri.

AMUNTAI, Mercubenua.net – Kepala Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Amuntai, Jupri menegaskan setiap warga binaan yang terdeteksi berbagai penyakit agar diberikan penanganan khusus  agar tidak menular kewarga binaan lainnya. Tak terkecuali juga penyakit Tubercolusis (TBC)

“Warga binaan yang terindikasi terkena TBC akan diberikan penanganan khusus agar tidak menular ke warga binaan lainnya”, ujar Jupri, belum lama tadi di Amuntai.

Kalapas Amuntai mengatakan cek kesehatan tidak hanya dilakukan kepada warga binaan baru saja, namun juga akan dilakukan pemeriksaan atau skrining kondisi kesehatan secara berkala kepada seluruh warga binaan untuk memastikan semuanya dalam kondisi sehat.

“Menjaga kesehatan warga binaan merupakan fokus utama kami, Jadi secara berkala ada tim medis yang melakukan pemeriksaan” tegas Kalapas Amuntai, Jupri.

Ia menekankan setiap warga binaan harus dipastikan sehat agar dapat menjalani masa hukuman dan pembinaan di dalam Lapas sampai masa tahanan selesai.

Diketahui, satu warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Amuntai positif menderita penyakit Tuberkulosis (TBC).

Hal itu didapati usai dilakukan skrining penyakit TBC pada 1 warga binaan oleh Kejaksaan Negeri Hulu Sungai Utara.

Perawat mahir Lapas, Nina Noviyanti mengungkapkan warga binaan yang positif TBC tersebut diketahui saat dilakukan tes kesehatan di Kejaksaan Negeri Hulu Sungai Utara.

“Saat ini langsung diajukan untuk bisa menjalani masa pengobatan oleh Kepala Sub Seksi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan Syaipul Buhari kepada Kalapas Kelas IIB Amuntai, Jupri”,ujarnya.

Selanjutnya untuk warga binaan suspect TBC, mereka harus menjalani pengobatan minimal 6 bulan. Setiap hari harus konsumsi obat anti TBC, secara periodic.

“Kita akan cek lagi, jika 6 bulan masih positif, kita tingkatkan penanganannya”, kata Nina.

Nina menambahkan sebelumnya ada 2 orang warga binaan yang terindikasi TBC, kemudian dilakukan penanganan selama 3 bulan dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap dengan hasilnya sudah negatif TBC.

Ia berharap Lapas Amuntai dapat menyediakan ruang khusus untuk mengisolasi warga binaannya agar penyakit TBC tidak menular kepada warga binaan lain. Termasuk untuk menggunakan masker saat berinteraksi dengan warga binaan lainnya. (mer/din)